Yang saya beli adalah redmi 3s yang diimpor oleh 'the one', belum bergaransi resmi, garansinya hanya garansi distributor. Sejak saya membeli, saya penasaran kapan hp baru ini akan rusak ya?. Ya, saya sudah yakin dalam waktu yang tidak lama hp ini akan rusak. Sayangnya, ternyata hal itu benar.
Mau tahu penggunaan saya bagaimana? Pemakaian saya wajar-wajar saja. Saya menikmati menggunakan smartphone baru ini. Menggunakan jaringan 4G terasa manis tapi yang terbaik dari si merah kecil ini adalah baterainya yang berkapasitas 4100mAh. Saya jarang sekali mengecas HP. Dibandingkan dengan hp lama saya yang juga rusak, spesifikasi xiaomi menang telak. Selama 2 bulan redmi saya ini tidak berulah sama sekali.
Tapi sekarang dia mati.
Penyebab kematiannya tidak jelas. Jelas-jelas kematian yang tidak wajar. Pada hari kematiannya, saya mengecas hp itu, dengan charger original. Saya tinggal sebentar. Eh, pas saya balik lagi sudah mati.
Tapi di akan balik lagi.
Setelah dia mati, segera saya carikan dokter HP untuknya. Kemudian dia divonis mati mesin. Costumer servicenya bilang bisa diperbaiki, tapi dengan biaya 80% harga barang. OK Sip, terima kasih CS Xiaomi Jogja. Karena tidak bisa mengklaim garansi distributor di CS resmi, jadilah saya bawa dia ke si penjual hp.
Alhasil, si penjual hp mengurus smartphone baru saya untuk diperbaiki. Katanya prosesnya sekitar 1 bulan. Saat ini saya masih menunggunya.
---
Saya tidak mengatakan sebaiknya Anda tidak beli HP Xiaomi yang belum garansi resmi. Jika ditimbang untung ruginya, jajaran smartphone xiaomi punya spesifikasi terbaik dibandingkan smartphone dengan harga yang serupa dan punya quality build yang dapat diterima. Resikonya? Ya seperti kasus saya ini, untung masih garansi.
Kesimpulannya, membeli Redmi 3s ini: Low Price, Greater Benefit, Greater Risk.